
Contoh kedua dimana TCA peeling gone wrong. Sumber sesuai yang tertera di gambar.
Di post kali ini, gue akan menceritakan beberapa kasus dimana TCA peeling berujung buruk bagi kulit! Tapi ini bukan untuk men-discourage teman-teman yang mau peeling TCA di beauty clinic lho ya. Yang gue bahas adalah kegagalan TCA peeling yang dilakukan secara mandiri alias D-I-Y (do it yourself) di rumah! Inilah yang berbahaya banget! Sebelumnya, kalau kalian ingin tahu lebih banyak terkait TCA peeling, silakan cek post berikut ini: Mengenal Peeling TCA dan Apa yang terjadi pada wajah saat peeling TCA?.
Ada 3 cases yang akan gue bahas.
Severe chemical burn akibat TCA peeling at home

Sumber sesuai yang tertera di gambar.
Case pertama adalah TCA peeling 30% di daerah kulit dekat ketiak. Jadi, orang ini punya stretchmark di kulit lengan atas dekat ketiak. Karena tampilan stretchmark yang cukup mengganggunya, maka dia memutuskan untuk melakukan peeling sendiri di rumah. Cairan TCA yang digunakan tidak tanggung-tanggung, langsung konsentrasi 30%! Padahal cairan TCA 30% itu untuk peeling dengan kedalaman medium-to-deep lho, yang bahkan bisa mencapai dermis.
Parahnya lagi, kulit orang ini ternyata sensitif! Akhirnya terjadilah yang namanya chemical burns dan berpotensi meninggalkan bekas luka berupa scar.
Resiko seperti chemical burns dan scar bisa diminimalkan kalau orang tersebut melakukan treatment di beauty clinic. Mungkin akan dilakukan patch test terlebih dahulu untuk melihat seberapa sensitif kulitnya dan bagaimana reaksi kulitnya terhadap cairan TCA 30%. Kemudian pemilihan konsentrasi TCA 30% itu TIDAK BISA berdasarkan judgment sendiri, misalnya dari hasil baca-baca di internet atau dengar kata orang lain. TCA merupakan asam kuat dan korosif, artinya bisa menghancurkan jaringan tubuh, sehingga bukan untuk dicoba-coba sendiri. Pemilihan konsentrasi TCA di beauty clinic adalah hasil diskusi dengan dokter kulit.
Pain and skin infection
Case kedua lebih serem lagi.

Sumber sesuai yang tertera di gambar.
Sesuai gambar di atas, orang tersebut bilang bahwa dia memakai TCA 20% untuk peeling wajah. Which is, again ya, konsentrasi TCA 20% itu besar lho, bisa untuk medium peeling bukan superficial peeling.
Sebelum peeling TCA, orang tersebut bahkan sudah prepare the skin. Artinya, selama beberapa minggu sebelum peeling, mungkin ada krim dengan kandungan tertentu (misal glycolic acid atau derivat vitamin A) yang rutin digunakan agar hasil peeling lebih merata dan kulit bisa regenerasi lebih cepat. Memang ada praktek dimana beberapa minggu sebelum peeling, dokter menyarankan pasien untuk skin preparation seperti itu. Tapi ga sampai hari-H peeling ya. Kira-kira 3-5 hari sebelum peeling, skin prep dihentikan untuk menurunkan resiko chemical burns.
Sayangnya, orang tersebut ga menceritakan lebih jauh nih mengenai skin prep yang sudah dia lakukan. So, whether the skin prep is right or wrong, we don’t know for sure.
Lanjut lagi ke ceritanya, setelah peeling TCA dia bilang, “After shower I rubbed my cheek with a towel and the whole skin fell off a huge thick layer.” OMG!! Serem banget ada segumpal kulit yang lepas gitu aja, padahal cuma lap muka pakai handuk!
To add more horror to the story, dia juga bilang bahwa luka pengelupasannya mulai “oozing“, yang artinya mengeluarkan CAIRAN (asumsi gue mungkin kayak nanah gitu ya). Dan di daerah yang luka tersebut juga “extremely painful“, alias sakit banget!
Menurut gue, disini sudah terjadi yang namanya infeksi, yang ditandai dengan luka terasa sakit (bisa jadi ada bengkak) dan mengeluarkan cairan. Nah, belajar dari sini, teman-teman mesti aware dengan resiko infeksi pasca peeling. Bahkan jika infeksinya parah, hal tersebut dapat membuat badan ikut demam. Kalau sudah infeksi, tentunya butuh antibiotik yang tepat untuk penanganan infeksinya.
Sebetulnya, orang tersebut sudah mencari-cari informasi terlebih dahulu tentang safety dari peeling TCA 20%. But in my opinion, saat dia mencari informasi, mode-nya itu adalah mode mencari pembenaran terhadap DIY peeling. Kenapa gue bilang begitu? Karena dia menulis “…found doctors saying 20% TCA peel at home was safe“. Berarti kan statement pembenaran yang dia cari. Padahal di kenyataannya, artikel yang bilang bahwa itu ga aman, ada jauh lebih banyak!
Coba deh googling, TCA peeling di rumah, yang paling pertama muncul adalah artikel mengenai bahayanya TCA peeling tanpa supervisi tenaga medis. Jadi, jangan denial ya kalaupun ada yang bilang TCA DIY itu aman! Lebih baik tetap percayakan prosedur peeling TCA ke dermatologist di beauty clinic terpercaya. Mereka sudah dapat training, sudah banyak pengalaman dan pengetahuan untuk bisa melakukan prosedur peeling TCA secara efektif dan aman!

Hiperpigmentasi setelah peeling TCA
Di case ketiga, orang ini melakukan peeling TCA 30% sendiri, di rumah! Unfortunately, bukan kulit mulus yang didapatkan, tapi malah makin menghitam. Terjadi komplikasi berupa hiperpigmentasi, dimana ada daerah kulit yang jauh lebih gelap dibandingkan yang lainnya sehingga warna kulit jadi tidak merata.

Sumber sesuai yang tertera di gambar.
Komplikasi tersebut memang mungkin terjadi, lho! Apalagi kalau cairan TCA yang digunakan adalah konsentrasi tinggi, contohnya 30%. Jika peeling TCA dilakukan sendiri dan bukan oleh trained medical professional, pasti akan ada gap di teknik pengaplikasian.
Akan sulit untuk yang bukan professional dalam mengontrol seberapa banyak layer cairan peeling yang mesti disapukan ke wajah, berapa lama cairan peeling mesti didiamkan, dan lain-lain. Padahal, teknik pengaplikasian inilah yang sangat penting untuk meminimalkan resiko akibat peeling, seperti chemical burn, scar, infeksi, serta hasil peeling yang tidak merata.
Itu tadi beberapa kasus dimana TCA peeling gone wrong akibat dilakukan sendiri dan bukan oleh trained medical professional. Semoga beberapa case yang gue ceritakan tadi sudah cukup ya dalam memberikan gambaran betapa bahayanya melakukan peeling TCA secara DIY!