Di tiap sudut komunitas penggiat skincare, skin barrier pasti disebut-sebut. Teman-teman pasti pernah menjumpai perkataan semacam ini perihal skin barrier:
Skin barrier-nya kayaknya rusak sih ini…
Fokus di skin barrier dulu aja!
Produk ini berkhasiat untuk memperbaiki skin barrier!
Sebetulnya apa sih skin barrier yang disebut-sebut ini? Seperti apa bentuk skin barrier yang sehat? Kenapa skin barrier begitu penting untuk kesehatan kulit?
Stratum corneum adalah skin barrier
Fungsi barrier kulit utamanya merupakan tanggung jawab dari stratum corneum sebagai lapisan terluar dan paling rapat dari epidermis. Maka dari itu, stratum corneum disebut juga sebagai skin barrier. Skin barrier menghalangi masuknya benda-benda asing ke dalam tubuh, melindungi kulit dari kerusakan fisik, juga menghalangi hilangnya air berlebih dari dalam tubuh melalui transepidermal water loss (TEWL). Berikutnya kita akan mendalami komponen-komponen dan mekanisme kerja skin barrier untuk melindungi tubuh kita!
Komponen pembentuk skin barrier
Skin barrier tersusun seperti dinding kokoh yang melindungi seisi rumah. Batu bata dari dinding tersebut adalah korneosit, yakni sel kulit mati yang tersusun rapat di permukaan kulit. Ruang antarkorneosit diisi oleh jaringan lipid, seperti semen di antara batu bata. Air dapat tersimpan di antara jaringan lipid, juga di dalam korneosit dengan bantuan natural moisturizing factors. Ada juga sebum yang melumasi permukaan skin barrier, seperti cat pada dinding, menghaluskan permukaan kulit serta melindungi lipid di bawahnya dari oksidasi.
Korneosit
Sel kulit senantiasa terdorong ke permukaan dalam proses diferensiasi keratinosit (keratinisasi). Korneosit adalah hasil akhir proses tersebut, yakni keratinosit (sel kulit) yang telah mati. Sebagai hasil akhir keratinisasi, isi korneosit dipenuhi keratin sehingga korneosit tidak memiliki inti sel, dan berbentuk pipih. Selain itu, korneosit memiliki lapisan protein khusus di bawah membran selnya, sehingga bersifat kuat dan tidak mudah rusak.
Lipid ekstraseluler
Ekstraseluler secara harafiah berarti “di luar sel”, terdiri dari ceramide, kolesterol, dan asam lemak. Lipid ekstraseluler mengisi ruang antara korneosit, membentuk jaringan perekat yang semakin merapatkan skin barrier, seperti semen untuk batu bata. Dengan demikian, skin barrier menjadi kokoh dan mampu untuk menghalangi benda asing dari luar masuk ke dalam tubuh. Sama pentingnya, kerapatan lipid dalam skin barrier menahan air keluar dari kulit, fenomena yang kita kenal sebagai Transepidermal Water Loss (TEWL). Menariknya, air juga tertahan di antara lapisan lipid ekstraseluler, menjadikan kulit lembab.
Natural moisturizing factors (NMF)
NMF adalah senyawa-senyawa yang berfungsi untuk mempertahankan kelembaban stratum corneum dengan cara mengikat air. Senyawa utama NMF adalah asam amino serta turunan-turunannya, dan didukung oleh lactic acid, urea, sitrat, berbagai macam gula, gliserol, dan ion. NMF utamanya ada di dalam korneosit, dan ditemukan juga dalam keringat dan kelenjar sebasea. Kandungan air dalam korneosit membuat korneosit bengkak, memberikan efek penampilan plump pada kulit. Lebih penting lagi, kandungan air memungkinkan terjadinya berbagai reaksi biokimia yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi skin barrier.
Sebum
Minyak kulit adalah sebum, yakni lipid (utamanya tersusun dari squalene, kolesterol, ester kolesterol, wax, dan trigliserida) yang disekresikan oleh kelenjar sebasea ke permukaan stratum corneum. Sebum bukanlah sekedar minyak yang mengganggu penampilan dalam keseharian, ataupun penjahat pembentuk jerawat. Rasa halus pada kulit adalah berkat sebum yang melumasi permukaan kulit dan ikut serta lipid ekstraseluler menjaga kelembaban kulit. Diduga bahwa sebum juga berperan dalam mekanisme perlindungan kulit terhadap oksidasi dengan memfasilitasi distribusi vitamin E di permukaan kulit.
Acid mantle
Permukaan stratum korneum bersifat asam, yakni pada pH 4,5-5,3. pH pada stratum corneum meningkat secara perlahan hingga 6,8 di bagian terdalam stratum corneum. Keasaman stratum corneum berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri di atas dan dalam kulit, berperan penting dalam proses produksi ceramide, menjaga ketegaran kulit, dan berperan dalam regulasi inflamasi pada kulit.
Apakah kamu memiliki skin barrier yang sehat?
Healthy barrier, healthy skin! Kesehatan skin barrier adalah kunci untuk menjaga kesehatan kulit. Kulit yang sehat akan terasa nyaman dan lembab. Tanda-tanda skin barrier yang rusak antara lain:
- Dehidrasi
Secara harfiah, dehidrasi berarti “kehilangan air”. Air akan dengan mudah keluar dari kulit tanpa skin barrier yang sehat. Hilangnya air dapat mengganggu berbagai aktivitas biokimia dalam tubuh yang penting untuk kelangsungan hidup sel. Kulit yang mengalami dehidrasi akan berusaha untuk menanggulangi kekeringan dengan memproduksi sebum secara berlebihan. Hati-hati tertukar dengan kulit berminyak! - Iritasi
Jika sebuah dinding tidak berdiri kokoh, maka dinding tersebut akan mudah diruntuhkan. Iritasi dapat timbul dari gangguan mekanis maupun kimiawi. Jika skin barrier sehat, gangguan-gangguan tersebut akan dengan mudah dihalau. Umumnya, kulit yang teriritasi akan tampak merah dan terasa gatal. - Inflamasi
Iritasi yang berkelanjutan akan menghasilkan inflamasi. Ibaratnya, karena benteng (skin barrier) telah runtuh, maka tentara (sel-sel imun) harus beraksi untuk melindungi istana (tubuh). Inflamasi adalah respon imun, ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, rasa sakit, panas, dan hilangnya fungsi jaringan.
Nah, makanya, sangat penting untuk menjaga kesehatan skin barrier agar kulit terhindar dari masalah yang lebih besar. Pada prinsipnya, lebih baik mencegah daripada mengobati!