January 14, 2025
Photo by PinkWitch 诸葛筱暖: https://www.pexels.com/photo/person-holding-clay-mask-in-glass-bottle-12851257/

Ilustrasi clay mask. Sumber: PinkWitch 诸葛筱暖 from pexels.com

Clay adalah tanah liat. Memang sulit untuk membayangkan bahwa tanah yang membentuk genteng, guci, dan piring adalah tanah yang digunakan untuk skincare. Clay atau tanah liat adalah istilah untuk sekelompok besar mineral atau campuran mineral dengan ukuran partikel kurang dari 0,004 mm, mudah dibentuk jika dibasahkan dengan air, dan keras jika kering atau dibakar.

Sejarah panjang clay dalam bidang kecantikan dan kesehatan

Penggunaan clay sebagai bahan kosmetik dan medisinal dapat dilacak hingga zaman prasejarah. Setiap jenis clay memiliki fungsi kosmetik dan terapeutik yang unik, antara lain:

  • Membantu penyembuhan luka
  • Menghentikan pendarahan
  • Meredakan inflamasi
  • Mengeliminasi toksin
  • Antisepsis (membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme)
  • Membersihkan kulit dari minyak
  • Mencerahkan kulit
  • Melembabkan kulit

Di zaman sekarang pun, clay digunakan secara meluas baik sebagai bahan aktif, maupun sebagai bahan pembantu. Clay membantu terbentuknya formula yang elegan, antara lain dengan menjadi:

  • Pengental
  • Penstabil emulsi
  • Pensuspensi
  • Absorben dan adsorben

Selain karena kegunaannya yang beragam, clay merupakan bahan yang mudah ditemukan dan terjangkau secara ekonomis. Beberapa jenis clay yang sering ditemukan dalam komposisi produk kosmetik, antara lain:

  • Mika / Mica
  • Talk / Talc
  • Bentonit / Bentonite
  • Kaolin / China clay
  • Magnesium trisilicate
  • Magnesium aluminum silicate

Bentonit dan kaolin adalah kedua jenis clay yang umum digunakan sebagai bahan utama clay mask.

Kemampuan utama clay adalah menyerap senyawa lain

Berbagai aplikasi clay didasarkan pada kemampuannya untuk menyerap senyawa lain, mulai dari air, minyak, senyawa organik, hingga gas. Clay mampu menyerap berbagai senyawa berkat muatan elektronik pada permukaannya dan strukturnya yang berpori-pori. Ada dua jenis penyerapan yang dapat terjadi pada clay, yakni absorpsi dan adsorpsi. Perbedaan antara keduanya diilustrasikan pada gambar di bawah.

Absorpsi vs Adsorpsi. Sumber: Divanshi G., biodifferences.com

Di antara keduanya, absorpsi memerlukan waktu yang lebih lama untuk terjadi. Absorpsi terjadi ketika senyawa masuk dan terjerat di dalam pori-pori partikel clay, sedangkan adsorpsi terjadi ketika senyawa terikat pada permukaan partikel clay berkat interaksi elektrostatis.

Bentonit dan kaolin, komposisi clay mask paling umum

Bentonit dan kaolin merupakan jenis clay yang paling umum digunakan sebagai bahan utama clay mask. Perbedaan di antara keduanya adalah sebagai berikut:

  • Bentonit
    Bentonit merupakan clay paling serbaguna dalam berbagai industri berkat kemampuan mengikat airnya yang tinggi dan kemampuannya untuk mengembang saat basah. Mineral utama yang menyusun bentonit adalah montmorillonite, sebuah mineral yang terbentuk dari abu vulkanik. Montmorillonite dalam bentonit dapat mengalami diversifikasi komposisi unsur kimia sehingga timbul beberapa kelas bentonit, tergantung dari unsur dominannya. Bentonit yang kaya akan kalsium adalah jenis bentonit yang banyak digunakan dalam clay mask karena memiliki kemampuan menyerap minyak yang baik.
  • Kaolin
    Mineral utama yang menyusun kaolin adalah kaolinite, sebuah mineral yang timbul dari pelapukkan mineral alumunium silikat. Kaolin adalah salah satu dari sedikit jenis clay yang netral secara elektrostatis. Berbeda dari bentonit, kaolin tidak mengembang saat dibasahkan. Kaolin juga memiliki kemampuan penyerapan minyak yang lebih rendah daripada bentonit. Oleh karena itu, orang-orang yang kulitnya tidak terlalu berminyak dianjurkan untuk memilih kaolin jika ingin menggunakan clay mask.

Warna-warni pelangi clay mask

Photo by Polina Kovaleva: https://www.pexels.com/photo/a-person-holding-white-ceramic-bowl-with-cream-5927760/
Ilustrasi clay mask berwarna pink. Sumber: Polina Kovaleva from pexels.com

Dalam keadaan murni, montmorillonite cenderung berwarna abu atau krem, sedangkan kaolinite berwarna putih. Namun, clay yang terbentuk secara alami umumnya tercampur dengan mineral. Keberadaan tambahan mineral memberikan warna pada clay, contohnya:

  • Warna kuning, jingga, pink, merah, dan coklat timbul dari keberadaan besi oksida (iron oxide) dalam berbagai konsentrasi
  • Warna hijau dan biru timbul dari besi yang tereduksi (reduced iron) dalam berbagai konsentrasi

Selain mineral, tambahan senyawa organik dari dekomposisi tumbuhan di sekitarnya juga bisa berkontribusi dalam pemberian warna pada clay.

Clay, bukan sekedar bahan bangunan dan perabotan

Keragaman clay memungkinkan aplikasi luas clay dalam sejarah peradaban manusia. Salah satu aplikasinya dalam bidang kecantikan adalah sebagai clay mask. Setelah sedikit lebih mengenal clay, apakah teman-teman tertarik untuk mencobanya pada kulit wajah? Jika teman-teman masih belum bisa memutuskan, artikel berikutnya mengenai kegunaan clay mungkin bisa membantu teman-teman membuat keputusan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *